Rabu, 06 Juni 2012
ANALISA PERHITUNGAN SETTING ARUS DAN WAKTU PADA RELAI ARUS LEBIH (OCR) SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA DI GARDU INDUK CAWANG LAMA JAKARTA
NAMA : ELISABETH SASTRA ARIYANTI SIAHAAN
NIM : 5112131004
MATA KULIAH : PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NIM : 5112131004
MATA KULIAH : PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Gangguan hubung singkat fasa ke tanah dan fasa-fasa merupakan salah satu permasalahanyang mungkin timbul dalam pengoperasian transformator daya dalam sebuah Gardu Induk.
Gangguan yang disebabkan oleh adanya hubung singkat menimbulkan banyak kerugian, kerugian pada sistem transmisi kelistrikan maupun kerugian di pihak konsumen energi listrik. Salah satu cara untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan cara memasang peralatan pengaman pada transformator. Relai arus lebih merupakan relai proteksi yang bekerja dengan Pemutus Tenaga (Circuit Breaker). Gangguan hubung singkat fasa ke tanah dan fasa-fasa menimbulkan arus gangguan hubung singkat yang besarnya melebihi seting arus pada relai arus lebih, sehingga relai arus lebih memicu Pemutus Tenaga bekerja sesuai dengan setting waktu yang diterapkan, sehingga resiko kerusakan pada sistem kelistrikan dapat dihindar.
Kata kunci: arus, hubung singkat, relai arus lebih, setting relai, transformator.
PENDAHULUAN
Transformator merupakan peralatan yang sangat vital dalam
penyaluran sistem tenaga listrik karena transformator merupakan peralatan yang menyalurkan
energi listrik langsung ke konsumen baik konsumen tegangan tinggi, tegangan
menengah
maupun tegangan rendah. Dalam sistem penyaluran tidak
menutup kemungkinan terjadi gangguan terutama gangguan yang disebabkan oleh
alam.
Gangguan yang sering terjadi antara lain kawat penghantar
putus, kerusakan pada pembangkit, gangguan pada saluran transmisi akibat petir
serta gangguan hubung singkat. Dengan adanya gangguan yang tidak dapat
diprediksi maka diperlukan suatu peralatan pengaman (sistem proteksi) yang tepat
dan dapat diandalkan pada peralatan sistem tenaga listrik serta pengoperasian
dan pemeliharaan yang baik. Relai proteksi harus dapat mengenal kondisi abnormal
pada sistem tenaga dan melakukan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk
menjamin pemisahan gangguan dengan kemungkinan gangguan terkecil terhadap
operasi normal (PT. PLN,2005c).
Relai Pengaman
Relai pengaman adalah suatu piranti baik elektrik maupun
magnetik yang dirancang untuk mendeteksi suatu kondisi ketidaknormalan pada
peralatan sistem tenaga listrik yang tidak diinginkan. Jika kondisi abnormal
tersebut terjadi maka relai pengaman secara otomatis memberikan sinyal atau
perintah untuk membuka pemutus tenaga (circuit breaker) agar bagian yang
terganggu dapat dipisahkan dari sistem normal. Di samping itu relai juga
berfungsi untuk menunjukkan lokasi dan macam gangguannya sehingga memudahkan
evaluasi pada saat terjadi gangguan (Tjahjono, 2000). Pada prinsinya relai
pengaman yang terpasang pada sistem tenaga listrik mempunyai tiga macam fungsi,
yaitu:
- Mendeteksi, mengukur dan menentukan bagian sistem yang terganggu serta memisahkan secepatnya.
- Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu.
- Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian sistem yang lain, yang tidak terganggu di dalam sistem tersebut dan dapat beroperasi normal serta mencegah meluasnya gangguan.
Relai Arus Lebih
Proteksi arus lebih adalah proteksi terhadap perubahan
parameter arus yang sangat besar dan terjadi pada waktu yang cepat, yang
disebabkan oleh hubung singkat. Pada proteksi arus lebih ini, relai akan
pick-up jika besar arus melebihi nilai seting (Tjahjono, 2000). Elemen dasar
dari proteksi arus lebih adalah relai arus. Proteksi arus lebih meliputi proteksi
terhadap gangguan hubung singkat yang dapat berupa gangguan hubung singkat
fasa-fasa, satu fasa ke tanah serta hubung singkat antar fasa.
Proteksi terhadap hubung singkat antar fasa dikenal sebagai
proteksi arus lebih dan relai yang digunakan disebut relai arus lebih (over
current relay). Jika arus gangguan mengalir melalui tanah, gangguan ini disebut
gangguan hubung singkat ke tanah dan relai yang digunakan disebut proteksi
hubung tanah (ground fault relay).
Pada proteksi transformator daya, relai arus lebih
digunakan sebagai tambahan bagi relai differensial untuk memberikan tanggapan
terhadap gangguan luar. Relai arus lebih yang digunakan adalah relai arus lebih
tanpa perlambatan waktu, relai arus lebih dengan karakteristik waktu yang berbanding
terbalik dengan besar arus dan relai arus lebih dengan komponen arah. Relai
arus lebih terdapat beberapa karakteristik waktu yang
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
- Relai arus lebih seketika (instantaneus). Relai ini memberikan perintah trip pada pemutus tenaga (PMT) pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besar arus gangguannya mencapai arus settingnya (Is) dan jangka waktu kerja relai mulai pick up sampai relai bekerja sangat singkat tanpa tunda waktu (20 ms - 60 ms).
- Relai arus lebih waktu tertentu. Relai ini akan memberikan perintah trip pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besar arus gangguannya mencapai setting (IS) dan jangka waktu kerja relai mulai pick up sampai relai kerja diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relai.
- Relai arus lebih terbalik (inverse). Relai ini akan memberikan perintah trip pada PMT pada saat terjadi gangguan bila arus gangguan mencapai nilai settingnya (IS) dan jangka waktu kerja relai mulai pick up sampai kerja relai diperpanjang berbanding terbalik dengan besarnya arus gangguan. Pada relai ini sumbu tegak merupakan waktu dalam detik dan sumbu datar adalah berapa kali besarnya arus gangguan yang melewati relai terhadap arus penyetelannya (n x Iset). Penyetelan waktu ditunjukkan dengan kurva yang sering digunakan dan disebut dengan Td (time dial) atau TMS (time multiple setting) yang dirumuskan sebagai berikut (PT. PLN, 2005c):
Relai Arus Lebih pada Transformator Daya
Relai pengaman pada transformator dibedakan menjadi
dua yaitu elektris dan mekanis. Relai-relai pengaman elektris yaitu relai
differential, relai arus lebih untuk sisi primer dan sekunder, relai arus
terbatas (REF atau restricted earth fault) untuk sisi primer dan
sekunder serta relai sisi netral (SBEF atau stand by earth fault) untuk
melindungi resistor
netral trafo pada saat terjadi gangguan ke tanah. Sedangkan
untuk relai pengaman mekanis antara lain relai bucholz, relai jansen dan
relai suddent pressure di mana setiap relai pengaman mempunyai
fungsi tersendiri.
Gangguan pada transfornator dibedakan menjadi dua yaitu
gangguan internal dan eksternal. Untuk gangguan internal dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis gangguan yaitu gangguan incipien dan gangguan elektris.
Gangguan incipien merupakan suatu gangguan yang dimulai gangguan yang kecil atau
tidak berarti, namun secara lambat akan menimbulkan kerusakan. Gangguan jenis
ini akan dideteksi oleh relai pengaman mekanis seperti relai bucholz,
relai jansen dan relai sudden pressure. Sedangkan gangguan
internal elektris merupakan gangguan elektris yang dideteksi oleh relai
proteksi
utama transformator yaitu relai differential dan relai hubung
tanah terbatas (REF). Gangguan yang sering terjadi pada transformator merupakan
gangguan di luar daerah pengamanan transformator seperti hubung singkat satu fasa
ke tanah ataupun gangguan antar fasa. Gangguan ini mempunyai pengaruh terhadap
transformator daya sehingga transformator harus segera dikeluarkan dari sistem,
bila gangguan tersebut terjadi hanya setelah waktu tertentu untuk memberi
kesempatan relai pengaman daerah yang terganggu bekerja. Untuk kondisi gangguan
di luar daerah pengamanannya misalnya gangguan hubung singkat pada di sisi 20
kV atau di penyulang 20 kV maka relai arus lebih dengan perlambatan waktu digunakan
sebagai pengamannya. Koordinasi yang baik untuk pengaman cadangan transformator
ini sangat diperlukan untuk memperoleh selektivitas yang tepat dengan daerah
berikutnya yang terkait. Berikut ini merupakan skema proteksi pada transfomator
daya (PT. PLN, 2005c).
Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus tenaga (PMT) atau lebih dikenal dengan istilah Circuit
Breaker (CB) merupakan suatu piranti saklar mekanik yang secara otomatis
akan membuka atau memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi ketidaknormalan
pada suatu sistem tanpa adanya kerusakan. Pemutus tenaga terdiri atas
kontak-kontak yang dialiri arus listrik atau lebih dikenal dengan elektroda.
Pada kondisi normal eletroda-elektroda tersebut dalam kondisi terhubung,
sebaliknya pada kondisi abnormal maka elektroda-elektroda akan terpisah dan
memutuskan hubungan listrik dari satu sisi ke sisi yang lainnya (PT. PLN,
2005a).
Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
Pada gangguan satu fasa ke tanah misal fasa A mengalami
gangguan akan menyebabkan kenaikan arus pada fasa A dan drop tegangan di phasa
A (menjadi nol) sedangkan arus pada phasa yang lain menjadi nol yang diikuti
dengan kenaikan tegangan fasa yang lain (phasa B dan Phasa C tidak sama dengan
nol sedangkan arus phasa B sama besarnya dengan phasa C yaitu nol ampere)
(Tjahjono, 2000). Gangguan tidak simetris menyebabkan arus tidak seimbang dalam
sistem, sehingga dibutuhkan komponen simetris untuk perhitungannya sebagaimana
uraian di atas. Rangkaian gangguan satu fasa ke tanah:
Dari persamaan arus untuk gangguan tidak simetris maka diperoleh:
Kondisi di titik gangguan:
sehingga:
Pada gangguan satu fasa ke tanah, rangkaian urutan positif, negatif dan urutan nol terhubung seri, seperti ditunjukkan pada rangkaian di bawah ini.
dimana:
Mengingat:
Maka diperoleh:
sehingga
Gangguan Hubung Singkat Fasa-fasa
Pada gangguan antar fasa fasa B dan fasa C mengalami
gangguan akan menyebabkan kenaikan arus pada fasa B dan C, sedangkan tegangan
untuk fasa tersebut menjadi drop (menjadi nol). Diagram rangkaian untuk
gangguan antar fasa ditunjukkan dalam gambar di bawah ini (Stevenson, 1984).
Kondisi pada saat gangguan adalah sebagai berikut:
Dengan VB = VC komponen-komponen simetri tegangan adalah
sebagai berikut:
Karena IB = - IC dan Ia = 0, komponenkomponen simetri arus
diperoleh dari persamaan berikut ini:
Gambar 5 merupakan gambar rangkaian pengganti untuk
gangguan fasa-fasa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besar arus hubung
singkat yang mengalir apabila terjadi gangguan hubung singkat satu fasa ke
tanah, dua fasa ke tanah dan gangguan fasa-fasa pada incoming 20 kV
Trafo #1 150/20 kV 60 MVA di GI Cawang Lama Jakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
data-data spesifikasi transformator daya dan setting relai arus lebih, kemudian
melakukan pengamatan dan pengambilan data Gardu Induk. Berdasarkan data-data
yang ada, dilakukan analisa dan perhitungan besar arus gangguan terhadap relai
proteksi sehingga relai arus bekerja dan mentripkan pemutus tenaga / CB (Circuit
Breaker).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesifikasi Transformator Daya GI Cawang Lama
Gardu Induk Cawang Lama terdapat dua buah transformator
daya dan dua buah transformator interbus. Tulisan ini hanya akan membahas mengenai
Transformator Daya #1 150/20 kV 60 MVA dengan merk MEIDEN type BORSL-E.
Datadata transformator adalah sebagai berikut :
Instalasi : Konventional
Jumlah fasa : 3 fasa
Frekuensi : 50 Hz
Impedansi : 12.83%
Daya pengenal : 60 MVA
Tegangan sisi tinggi : 150kV
Tegangan sisi rendah: 20 kV
Arus nominal sisi 150 kV : 231 Ampere
Arus nominal sisi 20 kV : 1650 Ampere
Vektor group : YnYn0
Setting Relai Arus Lebih Trafo #1 150/20 kV 60 MVA
Berikut ini diagram blok Trafo #1 150/20 kV 60 MVA di GI
Cawang Lama beserta setting relai arus lebih yang terpasang pada incoming 20kV
Trafo #1 dan penyulang yang menjadi beban di Trafo #1 150/20 kV 6 0 MVA.
Daftar penyulang Trafo #1 150/20 kV 60 MVA GI Cawang Lama
:
1. Penyulang Jangka 4. Penyulang Arjuna
2. Penyulang Pensil 5. Penyulang Oplet
3. Penyulang Bima 6. Penyulang Tractor
Tabel 1 dan 2 merupakan data relai arus lebih pada incoming
serta penyulang Trafo #1 150/20 kV 60 MVA sisi 20 kV GI Cawang Lama.
Spesifikasi Pemutus Tenaga Sisi 20 kV dan Penyulang
Tabel 3 merupakan data pemutus tenaga sisi 20 kV dan
penyulang Trafo #1 150/20 kV 60 MVA GI Cawang Lama.
Perhitungan Arus Hubung Singkat
Perhitungan arus gangguan hubung singkat pada jaringan 20
kV Trafo #1 150/20 kV 60 MVA di GI Cawang Lama dengan panjang saluran dari sisi
sekunder Trafo ke sel incoming 20 kV 100 meter dan impedansi Trafo sebesar
12,83% dengan asumsi beban 55 Mwatt.
Parameter Dasar
Nilai Impedansi
Perhitungan gangguan satu fasa ke tanah
Besar arus gangguan satu fasa ke tanah sebesar 13.390
Ampere.
Perhitungan gangguan fasa – fasa
Besar arus gangguan fasa-fasa ke tanah sebesar 11.640 Ampere.
Perhitungan Setting Relai Arus Lebih
Sisi 150 kV
Arus nominal sisi 150 kV : 231 Ampere Ratio CT : 300/5 Ampere
1. Setting relai arus lebih(OCR)
Arus setting sisi primer
Dipilih 300 Ampere
Arus setting sisi sekunder :
2. Setting waktu rele OCR
Sesuai kaidah aturan yang diterapkan dilingkungan PT. PLN (persero) P3B Jawa Bali untuk waktu kerja rele OCR sisi 150 kV sebesar 0,55 detik sehingga penerapan setting waktunya sebagai berikut:
Setting relai gangguan tanah (GFR)
Arus setting sisi primer
Dipilih 120 Ampere
Arus setting sisi sekunder :
3. Setting waktu GFR
Sisi 20 kV
Arus nominal trafo = 1650 Ampere Ratio CT : 2000/5 Ampere
1. Setting relai arus lebih(OCR)
Arus setting sisi primer
Arus setting sisi sekunder :
2. Setting waktu rele OCR
3. Setting relai gangguan tanah (GFR)
Arus setting sisi primer
Arus setting sisi sekunder :
4. Setting waktu GFR
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Besar arus gangguan satu fasa ke tanah yang terjadi pada saluran kabel 20 kV menuju incoming 20 kV sebesar 13.390 Ampere dan gangguan fasa-fasa sebesar 11.640 Ampere sehingga arus gangguan hubung singkat fasa-fasa yang digunakan dalam perhitungan setting relai proteksi untuk memperoleh sensitivitas dan kehandalan relai, diharapkan dengan arus gangguan terkecil relai proteksi dapat mendeteksi gangguan tersebut.
2. Setting relai arus lebih (OCR) sisi 150 kV sebesar 300 Ampere untuk sisi primer, 5 ampere untuk sisi sekunder dengan tap pada relai 1 dan waktu kerja relai (TMS) atau time dial sebesar 0,3. Sedangkan untuk Ground fault relay (GFR) sebesar 120 Ampere untuk sisi primer, sisi sekunder sebesar 2 Ampere, tap relai 0,4 dan waktu kerja relai GFR (TMS) atau time dial sebesar 0,4.
3. Setting relai arus lebih (OCR) sisi 20 kV sebesar 2000 Ampere untuk sisi primer, 5 ampere untuk sisi sekunder dengan tap pada relai 1 dan waktu kerja relai (TMS) atau time dial sebesar 0,23. Sedangkan untuk Ground fault relay (GFR) sisi 20 kV sebesar 400 Ampere untuk sisi primer, sisi sekunder sebesar 1 Ampere, tap relai 0,2 dan waktu kerja relai GFR (TMS) atau time dial sebesar 0,3.
4. Setting yang diterapkan menggunakan sistem bertingkat dimulai dari sisi penyulang 20 kV, incoming 20 kV trafo dan terakhir sisi 150 kV sehingga pemadaman beban pada saat terjadi gangguan dapat diminimalisir, hanya sisi yang mengalami gangguan yang dipadamkan serta kehandalan operasi trafo tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. 2005a. ”Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan Pemutus Tenaga”. Badan Penerbit PLN. Jakarta.
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. 2005b. ”Modul Pelatihan Pengaman Transformator”. Badan Penerbit PLN. Jakarta.
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. 2005c. ”Modul Pelatihan Relai OCR”. Badan Penerbit PLN. Jakarta.
Stevenson, William D. Jr. 1984. ”Analisa Sistem
Tenaga Listrik”. McGraw-Hill. Inc New York.
Tjahjono, Hendro. 2000. ”Modul Kuliah Analisa
Sistem Tenaga Listrik”. Universitas Jaya Baya. Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Halaman
Popular Posts
-
NAMA : ELISABETH SASTRA ARIYANTI SIAHAAN NIM : 5112131004 MATA KULIAH : PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO...
-
NAMA : ELISABETH SASTRA ARIYANTI SIAHAAN NIM : 5112131004 MATA KULIAH : PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNIK E...
-
1. Jangan sembarangan mendownload software gratis dari internet.Terlebih lagi misalnya software yang seolah-olah sebagai suatu antivirus. Gu...
-
JAKARTA - Rokok ternyata bisa jadi sumber inspirasi modifikasi. Coba saja tanyakan pada Faisal Riza. Ia rela merombak tampang Mio Soul m...
-
Hah…akhirnya setelah sukses modding HP SE ini, pengen juga bikin bergaya ala HP ber OS Google Android macam HTC G1,HTC magic,Nexus One, sama...
About Me
- Si Sastra Boru Siahaan
- Nama Lengkap: Elisabeth Sastra Ariyanti Siahaan Umur: 17 tahun Pekerjaan: Mahasiswi Sekolah: Universitas Negeri Medan(Unimed)angkatan 2011 Jurusan :Pendidikan Teknik Elektro (S1)
Pengikut
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
mbak mau nanya .. kenapa dari hasil hitungan I set primer yang awalnya 330 amper di naikan atau di pilih nilai amper 400, umtuk perhitungan skunder
BalasHapusmantap mba, dosen saya suka sekali sama blog ini.
BalasHapusttd. mahasiswa polsri
mas polsri namanya siapa ya? kebetulan saya juga mahasiswa polsri
BalasHapuskamu siapa, acong kan saya
Hapusmba yang pake baju flanel trus duduk didepan cantik bgt hari ini :')
BalasHapus